Lewat Program Pendidikan Pemilih Berkelanjutan, KPU Cianjur Tanamkan Nilai Demokrasi pada Generasi Muda di SMK Negeri 1 Pacet
Cianjur - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cianjur kembali melaksanakan program pendidikan pemilih berkelanjutan dengan menyasar pemilih muda di SMKN 1 Pacet, Senin (24/11). Kegiatan ini digelar pada fase non-tahapan sebagai lanjutan dari kunjungan sebelumnya ke sejumlah SMP dan SMA/SMK di berbagai kecamatan di Cianjur.
Di hadapan para siswa, KPU Cianjur menegaskan bahwa sekolah merupakan ruang strategis untuk menanamkan nilai demokrasi sejak dini. Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kabupaten Cianjur, Fikri Audah NSY, menyampaikan bahwa masa depan demokrasi sangat dipengaruhi oleh kualitas partisipasi generasi muda.
“Dalam sistem kenegaraan kita, masyarakat memegang peranan penting, termasuk dalam memilih pemimpin,” ujar Fikri di hadapan peserta kegiatan.
Fikri menambahkan bahwa generasi muda diprediksi menjadi kelompok pemilih terbesar pada masa mendatang. Karena itu, mereka harus memahami isu-isu kebangsaan dan menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab. “Teman-teman siswa-siswi SMKN 1 Pacet memiliki peran strategis dalam menentukan arah bangsa. Generasi muda harus melek politik dan mampu menilai calon pemimpin berdasarkan gagasan dan rekam jejak,” tegasnya.
Melalui sesi paparan dan dialog, siswa diajak mengulas kembali hak dan kewajiban sebagai warga negara, memahami fungsi Pemilu dan Pilkada sebagai mekanisme pergantian kepemimpinan, serta pentingnya etika berpendapat di ruang publik. Literasi digital dan kewaspadaan terhadap hoaks politik juga menjadi materi utama, agar pemilih pemula terbiasa memeriksa informasi sebelum mengambil sikap.
Dari pihak sekolah, Fajar Juliansyah mewakili SMKN 1 Pacet menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Pendidikan politik seperti ini sangat diperlukan agar siswa tidak hanya cerdas di kelas, tetapi juga memahami bagaimana berperan sebagai warga negara yang baik,” ujarnya.
Diskusi berlangsung interaktif. Para siswa mengajukan pertanyaan seputar teknis kepemiluan, syarat menjadi pemilih, hingga wacana perbaikan penyelenggaraan Pemilu ke depan. ~MFA